Who links to my website?
Photobucket

Wednesday, December 12, 2007

MENGUCAPKAN SALAM, IBADAH YANG TERABAIKAN

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

MENGUCAPKAN SALAM, IBADAH YANG TERABAIKAN

Mencari dan mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya bukan perbuatan yang
tercela di dalam Islam, apalagi dilarang. Demikian halnya berharap pahala
dari ibadah yang dikerjakan, bukanlah merupakan suatu yang dapat mengurangi
ataupun dapat menghilangkan rasa ikhlash kepada Allah subhanahu wata'ala.
Justeru hal tersebut merupa kan bagian dari perintah Allah subhanahu
wata'ala itu sendiri.

Banyak sekali nash baik di dalam Al-Qur'an maupun as-Sunnah yang bisa
dijadikan hujjah atau dalil dalam hal ini. Karena Allah subhanahu wata'ala
sendiri memang menjanjikan pahala dan 'iming-iming' yang tak ternilai
harganya kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang ikhlas beribadah
kepada-Nya semata. Hal itu untuk memotivasi hamba-Nya agar selalu semangat,
istiqamah dan "fastibiqul khairat" (berlomba-lomba dalam kebaikan dan
ibadah kepada-Nya). Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam banyak
ayat-Nya di antaranya, artinya,

"Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami
masukkan kedalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya
selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah
yang lebih benar perkataannya dari pada Allah". (QS. an-Nisa: 122)

"Mereka (orang-orang yang bertaqwa) itu balasannya ialah ampunan dari Rabb
mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka
kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal".
(QS. Ali'Imran: 136)

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (QS. 65:2-3)

"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna". (QS. an-Najm: 39-41)

Dengan motivasi tersebut pun masih banyak manusia yang bermalas-malasan,
enggan dan mengabaikan ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala. Contoh
sederhana dari pahala-pahala yang banyak terabaikan adalah menebarkan
salam, 'Assalamu 'alaikum.'
Tidak sedikit di antara umat Islam yang merasa minder dan malu kalau harus
menyapa dengan mengucapkan 'Assalamu 'alaikum' ketika bertemu saudaranya,
dan lebih bangga kalau dapat menyapa dengan sapaan 'ala barat' atau sapaan
yang lainnya, seperti: hallo; hai; selamat pagi; selamat siang; selamat
sore; selamat malam; dan lain sebagainya. Juga ketika mendatangi rumah
sanak-saudara atau teman, terasa berat rasanya mengucapkan salam dan terasa
lebih 'sreg' kalau dengan ucapan selainnya, seperti: permisi; punten atau
hanya sekedar mengetuk pintu rumahnya, bahkan masuk rumah dengan tanpa
permisi. Padahal Allah subhanahu wata'ala telah berfirman, artinya


"Hai orang-orang yang beriman, jangan lah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuni nya.Yang
demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat". (QS. an-Nur: 27)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hak seorang muslim atas
saudaranya yang muslim ada enam: (di antaranya) apabila kamu bertermu
dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya." (HR. Muslim).

Allah subhanahu wata'ala juga telah berfirman, yang artinya, "Apabila kamu
dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan
lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memper
hitungkan segala sesuatu". (QS. an-Nisa: 86)

Mengucapkan salam 'Assalamu 'alaikum' dalam Islam bukan sekedar sapaan
belaka, tetapi lebih mulia dari itu. Ia merupakan bagian dari ibadah kepada
Allah subhanahu wata'ala, yang jelas punya nilai dan pahala yang besar di
sisi-Nya. Karena ucapan salam itu adalah doa. Sedangkan doa itu sendiri
merupakan inti ibadah dan diberikan pahala bagi siapa yang mengucapkannya.

Salam juga merupakan amalan dan sunnah para rasul Allahdan para
malaikat-Nya. Allah subhanahu wata'ala berfirman, yang artinya,

"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim
(malaikat-malaikat) yang dimuliakan. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke
tempatnya lalu mengucapkan, "Salaman", (maka) Ibrahim menjawab, "salamun"
(kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal". (QS. adz-Dzariyat: 24-25)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
beliau bersabda, "Tatkala Allah menciptakan Nabi Adam 'alaihissalam, Dia
berfirman, "Pergilah!! Dan ucapkanlah salam kepada para Malaikat yang
sedang duduk, lalu perhatikanlah apa yang mereka akan jawab, sesungguhnya
jawaban (para malaikat itu) adalah salam (penghormatan)mu dan anak
keturunanmu. Maka Nabi Adam 'alaihissalam berkata, "Assalamu 'alaikum",
lalu mereka (para malaikat) menjawab, "Assalamu'alaika wa Rahmatullah".
Mereka menambahkan: "Warahmatullah". (Muttafaq'alaih)

Dan tidak diragukan lagi, salam juga merupakan ajaran dan amalan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat ridwanullahu 'alaihim.

Dari 'Abdullah bin 'Amru bin al'Ash radhiyallahu 'anhuma bahwa seorang
lelaki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Ajaran
Islam yang manakah yang paling baik"? Beliau menjawab, "Kamu memberi makan
(orang yang membutuh kan nya), dan kamu mengucapkan salam kepada orang yang
kamu kenal dan yang tidak kamu kenal". (Muttafaq 'alaih)

Karena kecintaan para shahabat yang begitu besar kepada Allah subhanahu
wata'ala, suatu ketika mereka mengucapkan di dalam shalat mereka, "Salam
sejahtera atas Allah subhanahu wata'ala dari hamba-hamba-Nya, salam
sejahtera atas Jibril, salam sejahtera atas fulan dan fulan. Maka saat itu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mereka untuk mengucapkan
yang demikian, "salam sejahtera untuk Allah subhanahu wata'ala, salam
sejahtera untuk hamba-hamba-Nya". Dan Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah
Dia lah Yang Maha Pemberi keselamatan/as-Salam (yakni: Dia lah Jalla wa
'Ala yang menyelamatkan dari segala aib dan kekurangan), maka tidak perlu
kalian memuji-Nya dengan mendoakan keselamatan atas diri-Nya". Lalu Beliau
berkata kepada mereka, "Ucapkanlah, "Salam sejahtera atas kami dan atas
hamba-hamba Allah yang shalih". Maka jika kalian mengucapkan nya,
sesungguhnya kalian telah mengucapkan salam kepada semua hamba yang shalih
baik yang ada di dunia maupun di langit". (HR. al-Bukhari)

Seorang yang mengucapkan salam kepada saudaranya berarti ia telah mendoakan
saudaranya agar Allah subhanahu wata'ala menyelamatkannya dari segala
musibah yang akan menimpanya. Apakah musibah itu berupa penyakit lahir
maupun bathin (hati), hilang akal (gila), dari kejahatan manusia, maksiat
dan dosa-dosa, dari siksa neraka dan semuanya yang kita anggap sabagai
musibah dari yang terkecil sampai musibah yang paling besar.

Ini semua menunjukkan betapa indah dan harmonisnya kehidupan kaum muslimin,
saling mendoakan di antara mereka dengan kebaikan dan keselamatan, sehingga
tumbuhlah kecintaan dan kasih sayang di antara mereka. Hal ini sesuai
dengan contoh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah diajarkan
kepada ummatnya,

Dari Abu hurairah radhiyallahu dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Tidaklah kalian masuk surga sampai kalian beriman. Dan
tidaklah kalian beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku
tunjukkan akan sesuatu. Apabila kalian melakukannya niscaya kalian akan
saling mencintai, Tebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)

Dan kalau setiap harinya kita menjumpai 100 orang muslim dan saat itu kita
tidak mengucapkan salam kepadanya, betapa meruginya kita, karena berarti
kita telah mengabaikan dan menyia-nyiakan pahala-pahala yang Allah
subhanahu wata'ala sajikan cuma-cuma tanpa harus bersusah payah
mendapatkannya. Belum tentu kesempatan emas untuk meraih pahala
sebanyak-banyaknya dengan cuma-cuma akan kembali diberikan kepada kita.
Boleh jadi saat itu adalah kesempatan terakhir yang akan kita sesali dan
tangisi pada hari akhir. Maka dari itu jangan sia-siakan!!! Mulailah
menebarkan salam kepada saudara-saudaramu!!!


Marja': kitab "Riyadhus Sholihin" syarh Syeikh Ibnu Utsaimin

Waassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

source: www.alsofwah.or.id

Read more...