Who links to my website?
Photobucket

Thursday, November 08, 2007

7 Kebiasaan yang Memperkaya Hidup

7 Kebiasaan yang Memperkaya Hidup

1.  Kebiasaan mengucap syukur.

Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih
baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang
baik , tapi juga dalam kesusahan dan hari-hari yang buruk...... Adarahasia
besar dibalik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen
Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun, telah menjadi orang yang
terkenal dan dikagumi diseluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak
memotivasi orang adalah "Aku bersyukur atas cacat-cacat ini aku menemukan
diriku, pekerjaanku dan TUHAN-ku".
Memang sulit untuk mengucap syukur terhadap segala 'kesusahan',
'kegagalan', hambatan' maupun 'kekurangan' dan sejenisnya.  Namun kita bisa
belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat,
kesyihatan, keluarga, sahabat dsb. Lama kelamaan kita bahkan bisa bersyukur
atas kesusahan dan situasi yang buruk.

2.  Kebiasaan berpikir positif.
"You are what you think!" Hidup dibentuk oleh apa yang paling sering kita
pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi
yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah
kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita.
Sering-seringlah memantau apa yang sedang  dipikirkan. Kalau terbenam dalam
pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif.  Jadikanlah
berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal
positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang
akan dialami.


3.  Kebiasaan menabur benih.

Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya kita akan
'menuai' apa yang kita 'tabur'.  Taburkanlah egoisme, kebencian antar
kelompok, kemalasan, gosip, hasutan, adu domba dan sejenisnya
dan.......lihatlah dan buktikan apa yang akan dituai.   Bayangkanlah,
betapa kayanya hidup bila yang  ditebar selalu benih
'kebaikan'. Sebaliknya, betapa miskinnya bila yang rajin ditabur
adalah keburukan.


4.  Kebiasaan berempati.

Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang berharga.
Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah
empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang
lain.  Orang yang berempati cenderung bisa merasakan perasaan orang
lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif dibalik sikap orang lain.
Ini berlawanan dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan
dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun
kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang
empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri
pada posisi orang lain, belajarlah melakukan lebih dulu apa yang kita ingin
orang lain lakukan kepada kita.

5.  Kebiasaan mendahulukan yang penting.
Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah!!  Jangan
biarkan hidup kita terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara
hal-hal yang penting terabaikan.  Mulailah memilah-milah mana yang penting
dan mana yg tidak. Kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat
hidup lebih efektif dan produktif dan berpengaruh terhadap pencitraan diri.


6.  Kebiasaan bertindak.

Bila kita sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak
dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, so
langkah selanjutnya......bertindaklah!  Biasakan untuk menghargai waktu,
lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif.  Kebanyakan orang yang gagal
dalam hidup karena terlalu dikuasai  'impian' dan hanya mempunyai tujuan
tapi........gagal melangkah!  "A journey of thousand miles begin
with......a single step!"


7.  Kebiasaan berlaku jujur.

Kejujuran adalah bagian dari pribadi yang utuh. Ketidakjujuran merusak
harga diri dan masa depan kita sendiri. Mulailah terbiasa bersikap jujur,
tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah
mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila terpaksa perlu
berbohong, kendalikanlah kebohongan sedikit demi sedikit.


 (Embedded image moved to file: pic16512.jpg)
Read more...