Syukur, Kunci Hidup Bahagia
Oleh Ahmad Novriza Nasution
Bahagia adalah sesuatu yang diharapkan dan diidam-idamkan setiap orang yang
pernah hidup di atas dunia. Tidak ada satupun orang yang tidak ingin
hidupnya senang dan bahagia, bahkan jika pernah sekali waktu kita mendengar
ucapan, Biarlah aku menderita dan tidak mendapatkan apa-apa asalkan
anakku bahagia, yang diucapkan oleh seorang orang tua karena sangat
sayangnya kepada sang anak, sebenarnya Sang orang tua tersebut sedang
mencari kebahagiaan dengan memilih cara berkorban perasaan buat anaknya.
Pembicaraan mengenai kebahagiaan sangatlah menarik untuk dibahas. Mengapa?
Karena selain alasan tersebut di atas, rasa bahagia dan tidak bahagia bisa
berganti dalam sekejap mata. Pernahkan anda merasa senang dan happy pada
saat siang tapi ketika sore perasaan itu seolah hilang entah ke mana tak
tahu rimbanya. Bahkan sambil bertanya-tanya dalam hati kita terus
mencari-cari ke mana rasa bahagia yang barusan atau beberapa jam yang lalu
sedang kita nikmati dan kita rasakan.
Penyebab Rasa Bahagia dan Tak Bahagia
Tiap orang tentulah berbeda-beda apa yang menyebabkan timbulnya rasa
bahagia atau tidak bahagia. Jangankan untuk orang yang berbeda, untuk anda
sendiri pun, bisa merasakan dua hal tersebut dengan sesuatu yang sama tapi
kondisi yang berbeda.
Anda mungkin sangat bahagia ketika mempunyai isteri yang sangat cantik dan
rupawan, yang hanya memandangnya saja gairah dan semangat anda sebagai
seorang suami menjadi luar biasa menggelora. Dalam hitungan detik anda bisa
tidak bahagia dan terganggu dengan orang yang usil memperhatikan isteri
anda dari ujung kepala sampai kaki sambil tersenyum-senyum. Perasaan
cemburu dan tidak senang menggantikan perasaan bahagian anda. Atau contoh
lain ketika anda begitu bahagia di kantor karena ada berita kenaikan gaji,
akan menjadi berbeda rasanya ketika anda menceritakan hal ini kepada isteri
anda, isteri anda bukannya bersyukur dan mencium tangan anda malah menyusun
daftar barang-barang yang akan dibelinya. Bahkan dalam hitungan detik rasa
bahagia bisa meluap entah ke mana.
Di manakah Kebahagiaan?
Ada sebuah pernyataan seorang psikolog di salah satu tulisannya
menyebutkan, jika anda meletakkan kebahagiaan di luar diri anda maka anda
tidak akan pernah merasa bahagia. Kita tak memerlukan apa-apa untuk
bahagia. Kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, permasalahannya adalah
kita sering kali mencari keluar diri untuk menemukannya.
Pernahkah anda mencari tahu dalam diri anda sendiri berapa banyak rasa
bahagia dan tidak bahagia anda rasakan dalam satu hari? Kemudian lanjutkan
dengan pertanyaan mana yang lebih sering anda rasakan, bahagia atau tidak?
Tuliskan dalam hati anda apa saja yang membuat anda tidak senang hari ini?
Lanjutkan dengan apa saja yang membuat anda senang dan bahagia hari ini?
Kenapa Kita perlu Merasa Bahagia
Alangkah tidak enaknya hidup ini jika kita tidak tahu kenapa kita mesti ada
di dunia ini. Begitupun alangkah beruntungnya kita, jika setiap udara dan
nafas yang kita tarik kita mengerti siapa yang memberikan, berapa lama kita
bisa rasakan. Mari setidaknya kita membuat sedikit hitung-hitungan. Bukan
dengan maksud hendak menghitung nikmat yang telah Allah berikan kepada kita
karena pasti kita tidak akan sanggup menghitungnya. Tapi saya hanya sekedar
mengajak anda rileks dan mari mulailah menghitung. Periksa apakah masih ada
detak nadi dan jantung kita. Coba perhatikan sekeliling anda, apakah masih
berfungsi dengan baik penglihatan anda, apakah masih bisa kita membedakan
warna-warna yang ada di jalan, rumah, atau sekitar kita.
Cobalah pulang ke rumah, tatap kecantikan dan rasakan penghormatan serta
kesetiaan isteri anda yang begitu dalam terhadap anda. Raih gapaian
anak-anak anda yang lucu dengan tatapan matanya jika anak anda masih balita
dan baru akan tumbuh. Teruslah mencari dan menghitung, dan rasakanlah
keajaibannya.
Tambah Syukur = Menambah kebahagiaan
Kata syukur adalah kata yang berasal dari bahasa arab dan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia diartikan sebagai: (1) Rasa terimakasih kepada Allah, dan
(2) Untunglah (menyatakan lega, senang, dan bahagia.). Dalam Al-Quran kata
syukur dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat
kali.
Persoalannya sekarang banyak orang yang tidak meyakini dan akhirnya
merasakan keajaiban rasa syukur kepada sang Maha Pencipta yakni Allah SWT.
Banyak juga rasa bahagia itu sama sekali tidak muncul karena dibutakannya
mata hati kita dalam menikmati dan menghayati ayat-ayat Tuhan dalam diri
dan kehidupan kita sehingga kita lupa untuk bersyukur. Jadi bagaiman
caranya agar Kebahagian bisa kita rasakan? Jawabannya adalah tambahlah rasa
syukur kepada Allah atas setiap karunia yang diberikannya kepada kita.
Adakah yang mau menjual seharga 100 juta rupiah untuk dua bola matanya.
Ataukah ada yang ingin menjual sepasang lengan dan kakinya untuk sebuah
rumah. InsyaAllah saya lebih memilih tidak dan mengharapkan pertolongan
Allah dan bersyukur saja untuk memperolehnya.
Syukur Hanyalah Kunci.
Tentu saja seperti kata Aa Gym, syukur adalah sekedar kuncinya. Sementara
agar dapat menggerakkan kunci dan membuka lemari haruslah dengan ikhtiar
dan sungguh-sungguh, diiringi dengan doa mengharapkan pertolongan Allah dan
kepasrahan kepada-Nya agar kunci tidak patah dan kita bisa menikmati
hidangan di dalam lemari dengan enak dan nyaman.
Mencontoh Rasululullah SAW
Dalam sebuah riwayat diceritakan suatu malam Rasulullah Muhammad SAW shalat
malam hingga kaki beliau bengkak, isteri beliau Aisyah ra bertanya, kenapa
Rasulullah SAW melakukan hal ini, padahal dia adalah kekasih dan utusan
Allah, orang yang ma’shum diampunkan Allah dosanya. Rasulullah SAW hanya
membalas dengan menyatakan bahwa ia hanya bersyukur kepada Allah.
Pada prinsipnya segala bentuk kesyukuran harus ditujukan kepada Allah Swt.
Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS
Al-Baqarah [2]: 152).
Wassalam
Read more...
<< Home