Who links to my website?
Photobucket

Friday, July 27, 2007

BEBERAPA HUKUM SEPUTAR MIMPI

BEBERAPA HUKUM SEPUTAR MIMPI

Mimpi (baik ru`ya atau ahlam) merupakan hal yang sering menyita perhatian
kebanyakan orang sebab tiada hari yang mereka lalui tanpa mengalaminya.
Sementara syari'at kita yang suci telah memaparkan secara rinci hukum-hukum
yang terkait dengan mimpi. Bahkan dasar-dasarnya telah termuat dalam
al-Qur`an al-Karim.

Landasan Mimpi

Mimpi disebutkan di banyak tempat dalam al-Qur'an, di antaranya, dalam
surat Yusuf di mana kita menemukan bagaimana Allah subhanahu wata'ala
memberikan informasi kepada kita mengenai Nabi Yusuf 'alaihis salam yang
mengabarkan melihat ru`ya. Kemudian ru`ya (mimpi) itu ternyata terealisasi
setelah sekian tahun. Pada ayat 4 surat Yusuf, Allah subhanahu wata'ala
berfirman melalui lisan Yusuf ،¦alaihis salam, artinya,
"Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan
bulan; kulihat semuanya sujud kepada ku." (QS. Yusuf: 4).

Lalu pada akhir surat, Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka
(semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf,
'Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya Rabbku
telah menjadikan suatu kenyataan'." (QS. Yusuf:100).

Yakni bahwa saudara-saudaranya itulah yang dimaksud dengan kawakib
(bintang-bintang) dalam mimpinya tersebut, sedang asy-syams (matahari)
adalah ayahnya dan al-qamar (bulan) adalah ibunya.!

Dalam surat ini juga, Allah subhanahu wata'ala menginformasikan mengenai
raja kafir yang bermimpi, lalu kemudian hal itu benar-benar terjadi seperti
dalam mimpinya itu. (Baca: QS. Yusuf, ayat 43-44). Demikian juga di dalam
surat al-Anfal, ayat 43-44; Yunus, ayat 62-64; al-Isra', ayat 60 dan
lainnya. Sedangkan dalam hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga
terdapat banyak sekali penyebutan tentang mimpi, di antaranya:

- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ru`ya Shadiqah (mimpi
baik) itu merupakan satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian."
(HR. al-Bukhari)

- Sabda beliau, "Ru`ya Shadiqah berasal dari Allah dan 'hulm' berasal dari
setan." (HR. al-Bukhari), dan hadits-hadits lainnya.

Kedudukan Mimpi

Mimpi memiliki kedudukan yang agung sejak awal pertama terciptanya manusia.
Mereka sangat perhatian terhadapnya karena ia merupakan hal yang aneh dan
unik. Tak heran, bila tidak pernah pada suatu zaman kosong dari kehadiran
para pena'bir mimpi. Hal ini dikarenakan masalah mimpi tersebut banyak
menyita perhatian manusia. Imam an-Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih
Muslim berkata, "Para ulama mengatakan, rahasia kenapa wahyu pertama yang
diterima Rasulullah berupa Ru`ya adalah agar beliau tidak dikejutkan oleh
malaikat dengan kedatangan risalah kenabian secara terang-terangan dan
mendadak yang tidak dapat ditanggung oleh kekuatan manusia. Karenanya
dimulai dengan sifat kenabian pertama dan beberapa kabar gembira berupa
mimpi yang benar."

Perbedaan antara Ru`ya dan Ahlam

Syaikh al-Munajjid berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Ru`ya Shadiqah (mimpi baik) berasal dari Allah dan 'Hulm' (jamaknya Ahlam)
berasal dari setan." Ru`ya yang dinisbatkan kepada Allah subhanahu
wata'alaƒntidak dikatakan Hulm dan yang dinisbatkan kepada setan tidak
dikatakan Ru`ya. Perbedaan ini telah ditunjukkan oleh syari'at. Ru`ya
adalah hal baik yang dilihat manusia dalam mimpinya sedangkan Hulm adalah
apa yang diimpikan dan dilihat dalam mimpi. Keduanya masih sinonim."
Sedangkan al-Alusi dalam tafsirnya menyebutkan, Ru`ya dan Ahlam adalah apa
dilihat seorang yang tidur secara mutlak, hanya saja penggunaan Ru`ya lebih
dominan untuk hal yang baik sedangkan Ahlam sebaliknya.

Hakikat Mimpi

Para ulama mengatakan bahwa ruh manusia memiliki tiga jiwa. Mengenai hal
ini, Allah subhanahu wata'alaberfirman, artinya, "Allah memegang jiwa
(orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu
tidurnya; maka Ia tahanlah jiwa (orang) yang telah Ia tetapkan kematiannya
dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan." (QS.
az-Zumar: 42). Ruh merupakan beberapa jiwa dan jiwa-jiwa itu ada pada saat
mimpi, di antaranya;

- Jiwa yang ada bersama orang tidur, yang selalu mendatanginya dan membuat
hidupnya berjalan.

- Jiwa yang dicabut oleh Allah subhanahu wata'ala dan dimatikan-Nya. Jiwa
ini berada di sisi-Nya.

- Jiwa yang berjalan-jalan dan pergi ke sana ke mari. Jiwa ini terpisah
dari raga. Setiap jiwa-jiwa ini dekat dengan badan lalu kembali kepadanya
secepat kilat. Maka, jiwa yang berjalan-jalan inilah jiwa yang darinya dan
perjalanannya timbul Ru`ya dan Ahlam. Bila jiwa ini ditiup malaikat, maka
ia membuat permisalan baginya, baik berupa lafazh-lafazh, bentuk-bentuk
atau kejadian-kejadian, dzat-dzat dan kisah-kisah. Maka ketika itu, Ru`ya
merupakan permisalan dari malaikat. Bagian ini adalah Ru`ya yang benar
adanya.

Klasifikasi Mimpi

Secara asal, seperti yang disebut kan Syaikh Khalid al-'Anbari, mimpi ada
tiga jenis:

Pertama, Ru`ya Shalihah yang merupakan kabar gembira dari Allah subhanahu
wata'ala dan satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian.

Ke dua, Mimpi buruk dan dibenci, yaitu hal-hal menakutkan yang berasal dari
syetan untuk membuat manusia bersedih dan mempermainkannya di dalam mimpi.

Ke tiga, Mimpi yang diakibatkan kondisi psikologis seseorang dalam keadaan
jaga, lalu terbawa ke dalam mimpinya, termasuk juga hal yang biasa
dilihatnya waktu jaga seperti orang yang biasanya makan pada waktu tertentu
lalu tidur ketika itu, maka ia melihat dirinya makan dalam mimpi, atau
merasa muak dengan makanan atau minuman, lalu bermimpi sedang muntah.

Sedangkan selebihnya, maka hanyalah mimpi-mimpi kosong saja, yakni
mimpi-mimpi yang bercampur baur dan tidak layak dita'bir karena
bercampur-baur dan tidak memenuhi standar dasar Ru`ya! Sebagian ulama
mengatakan, mimpi ada tiga jenis:

Pertama, Ru`ya yang merupakan kabar gembira dari Allah subhanahu wata'ala,
yaitu Ru`ya Shalihah seperti yang terdapat dalam hadits.

Ke dua, Mimpi peringatan dan berasal dari setan.

Ke tiga, mimpi yang ditimbulkan oleh diri seseorang.

Mimpi peringatan syetan adalah merupakan mimpi yang batil, yang tidak perlu
dianggap.!

Kesalahan dalam Masalah Mimpi dan Sikap Mukmin

Ada beberapa kesalahan yang dilakukan banyak orang, di antaranya:

- Terlalu tergesa-gesa dalam menceritakan mimpinya kepada setiap orang,
tanpa memilah dan memilih lagi. Tidak mesti pula, semua mimpinya itu harus
ia tanyakan kepada orang; bila bertanya, maka hendaknya ia menyeleksi
orang-orang yang mengetahui tentang mimpi. Hendaknya ia bertanya kepada
ulama dan bukan orang-orang jahil sebab sebagian mimpi ada yang tidak
diketahui ta'birnya kecuali setelah dilakukan perenungan dan pengamatan.
Ada di antaranya yang jelas ta'birnya dan ada yang masih terselubung. Tidak
harus orang yang dikenal ahli ta'bir mimpi di mana apa yang dita'birnya itu
banyak yang tepat, pasti selalu tepat. Tatkala Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya kepada Abu Bakar radhiyallahu 'anhu mengenai
ta'bir mimpi, lalu ia mena'birnya, maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam
berkata kepadanya, "Kamu tepat pada sebagian dan keliru pada sebagian yang
lain." Padahal beliau termasuk orang yang dikenal pandai mena'bir mimpi.!?

- Ada sebagian orang misalnya, bila melihat dalam mimpinya ada bagian
giginya yang patah, ia lalu mena'birnya dengan kehilangan salah seorang
yang dikasihinya seperti anaknya atau orangtuanya. Ini adalah keliru, sebab
mimpi yang terkait dengan gigi itu memiliki banyak kondisi; gigi bagian
atas, bagian bawah, bagian depan, belakang, gigi taring; semuanya tidak
sama dalam Pena'birannya dan perlu rincian.!! Bila mengalami mimpi buruk
sepertinya, maka tidak perlu bersedih dan hendaknya memohon perlindungan
kepada Allah subhanahu wata'ala, lalu meludah kecil ke sebelah kiri seraya
membalikkan badannya ke arah lain. Bila hal ini dilakukan, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memberi petunjuk, "Sebab hal itu tidak
membahayakannya." (Abu Hafshoh)

SUMBER: - Ahkam ar-Ru`a Wa al-Ahlam, Syaikh Shalih Abdul Aziz Al Syaikh.
،Sittuna Mas`alah Haula ar-Ru`ya Wa al-Ahlam, Abu 'Azzam al-Makki

source : www.alsofwah.or.id

Read more...