Who links to my website?
Photobucket

Monday, December 03, 2007

Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu

Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu
Author: Abu Aufa

Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua mengharapkan
yang enak-enak atau kondisi ideal. Normal aja dong, kalau
mengharapkan kriteria ideal untuk calon pasangan hidupnya. Sang
pemuda mengharapkan calon istri yang cantik jelita, keluarganya
tajir, pinter, akhlak mulia, sholehah, dll. Begitu juga sang wanita
ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung
jawab, setia, akhlaknya memikat, dan sebagainya. Coba bayangin semua
ini terjadi pada diri kita, wuah...surga dunia tuh! Siapa sih yang
gak mau, iya gak?

Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu rontok, raga pun
perlahan rapuh dan sepuh, sang istri atau suami masih tetap setia
mendampingi. Saat di pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga
kitapun tertidur pulas. Saat dingin menyerang rangkulan kekasih pun
semakin erat, bersama saling menopang saat kaki-kaki kita semakin
melemah. Kalau sedih ada yang menghibur, saat senang, apalagi,
wuah...uendah nian.

Namun, menurut Hasan Al Banna, waktu itu adalah kehidupan, ia tak
pernah berhenti sesaatpun, seiring waktu berlalu, istri semakin
keriput dan endut. Tapi menurut sang suami, "Istriku masih yang
tercantik,"
sementara suami pun perutnya udah buncit, tapi menurut sang
istri, "Engkaulah satu-satunya Pangeran dalam istana hatiku."

Kebesaran Allah SWT pun selalu tampak di dalam rumah tangga. Setiap
anggota keluarga melakukan sholat berjamaah, qiyamullail, membaca Al
Qur'an, tasbih, tahmid, saling bertausyiah, bermaafan, menasehati,
dan mengingatkan. Inilah hasil dari sepasang anak manusia yang
menikah karena ingin mengharapkan ridho-Nya dan cita-cita Islam serta
kemegahan ajaran-Nya. Inilah dia surga yang disegerakan sebelum surga
yang kekal abadi.

Semua diatas adalah harapan setiap pasangan. Namun, tak jarang juga
ditemukan dalam suatu keluarga yang terjadi adalah sebaliknya. Dari
istri yang dibilang gak pinter mengatur rumah tangga, menjaga anak,
atau suami yang selalu pulang malam tak peduli dengan anak dan istri,
dan macam-macam lagi. Kata nista, kata-kata yang nyelekit, tuduhan,
makian bahkan saling memukul, bisa juga terjadi pada sebuah keluarga,
yang gini nih sepet banget! Rumah tangga serasa bagai hidup di
neraka, tak ada ketenangan apalagi kasih sayang.

Emang ya, segala sesuatu itu bisa tak seindah bayangan semula. Ada
bunga-bunga indah, namun cukup banyak juga onak dan duri yang siap
menghadang. Karena itu, berbagai masalah kehidupan dalam lembaga
pernikahan harus dihadapi secara realistis oleh setiap pasangan.

Apalagi hidup di zaman seperti sekarang ini memang tak mudah, namun
Al Qur'an memberikan arahan dalam kehidupan berumah tangga, ".... dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik.... [QS
Ath Thalaaq: 6] "..... dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena
hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan
kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang
nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, bila kamu
tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak." [QS An
Nisaa': 19]

Seperti gading, tak ada yang tak retak, begitu juga manusia, tak ada
yang sempurna. Setiap kita pasti ada kekurangannya, bisa saja seorang
suami atau istri terlihat mempunyai satu kekurangan, namun kalau
dipikir-pikir lebih banyak kelebihannya. Apakah kekurangannya saja
yang diperhatikan oleh pasangannya atau kedua-duanya dengan
pertimbangan yang adil?

Konflik dalam kehidupan rumah tangga juga tak jarang menyebabkan
banyak pasangan kehilangan cinta yang dulunya mempersatukan mereka,
dan Allah SWT juga telah memberikan arahan yang jelas, "Hai orang-
orang mu'min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni
(mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
[QS At
Taghaabun: 14]

Karena itu, sesungguhnya dalam kehidupan berkeluarga yang kita
harapkan adalah indahnya keampunan Allah dan surga-Nya, juga kasih
sayang orang-orang yang terdekat dengan kita, yang setiap hari saling
membutuhkan, karena itu 'sayangilah aku (pasangan hidup) hingga ujung
waktu.'

Wahai akhi wa ukhti fillah, mari kita saling mendoakan ya, Semoga
dengan kita mengambil panduan Al Qur'an dan sunnah Rasul-Nya serta
contoh teladan dari keluarga Rasulullah SAW, akan semakin banyak
rumah tangga yang tadinya kurang sakinah kembali menjadi sakinah,
rumah tangga yang sakinah menjadi lebih sakinah, dan insya Allah pula
saudara-saudara yang belum berumah tangga dikabulkan do'anya berupa
pasangan hidup yang sholeh atau sholehah, aamiin allahumma aamiin.

Wallahu alam bi showab,

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Read more...