Who links to my website?
Photobucket

Tuesday, January 22, 2008

Fw: Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah

Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah

Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan

pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi

bukan berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke

pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas dari ketergantungan

terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian mencoba hidup

bersama orang â€" yang mungkin â€" belum pernah kenal sebelumnya.

Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah

kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang

dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan

yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera

rumah tangga:



Persiapan mental. Perpindahan dari dunia remaja memasuki fase

dewasa â€" di bawah naungan perkawinan â€" akan sangat berpengaruh

terhadap psikologis, sehingga diperlukan persiapan mental dalam

menyandang jabatan baru, sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah

tangga. Kalaupun sekarang anda telah terlanjur menyandang predikat

tersebut sebelum anda sempat berpikir sebelumnya, anda belum

terlambat. Anda bisa memulainya dari sekarang, menyiapkan mental anda

lewat buku-buku bacaan tentang cara-cara berumah tangga, atau anda

dapat belajar dari orang-orang terdekat, yang dapat memberikan

nasehat bagi rumah tangga anda

engenali Pasangan. Kalau dulu orang dekat anda adalah ibu, teman,

atau saudara anda yang telah anda kenal sejak kecil, tetapi sekarang

orang yang nomor satu bagi anda adalah pasangan anda. Walaupun

pasangan anda adalah orang yang telah anda kenal sebelumnya,

katakanlah dalam masa pacaran, tetapi hal ini belumlah menjamin bahwa

anda telah benar-benar mengenal kepribadiannya. Keadaannya lain. Masa

pacaran dengan lingkungan rumah tangga jauh berbeda. Apalagi jika

pasangan anda adalah orang yang belum pernah anda kenal sebelumnya.

Disini perlu adanya penyesuaian-penyesuaian. Anda harus mengenal

lebih jauh bagi pasangan anda, segala kekurangan dan kelebihannya,

untuk kemudian anda pahami bagaimana sebaiknya anda bersikap, tanpa

harus mempersoalkan semuanya. Karena sesungguhnya anda bersama

pasangan anda hidup dalam rumah tangga untuk saling melengkapi satu

dengan yang lainnya, sehingga tercipta keharmonisan.

Menyusun agenda Kegiatan. Kesibukan anda sebagai ibu rumah tangga

atau kepala rumah tangga tentunya akan lebih banyak menyita waktu di

banding ketika anda masih sendiri. Hari-hari kemarin bisa saja anda

mengikuti segala macam kegiatan yang anda sukai kapan saja anda mau.

Persoalannya sekarang adalah anda tidak sendiri, kehadiran pasangan

anda disamping anda tidak boleh anda abaikan. Tetapi anda tak perlu

menarik diri dari aktifitas atau kegiatan yang anda butuhkan. Anda

dapat membuat agenda untuk efektifitas kerja, anda pilah, dan anda

pilih kegiatan apa yang sekiranya dapat anda ikuti sesuai dengan

waktu yang anda miliki dengan tanpa mengganggu tugas anda sebagai ibu

rumah tangga atau kepala rumah tangga.

Mempelajari kesenangan pasangan. Perhatian-perhatian kecil akan

mempunyai nilai tersendiri bagi pasangan anda, apalagi di awal

perkawinan anda. Anda dapat melakukannya dengan mempelajari

kesenangan pasangan anda, mulai dari selera makan, kebiasaan, hobi

yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi masalah jika ternyata apa

yang disenanginya tidak anda senangi. Anda bisa mempersiapkan kopi

dan makanan kesukaannya disaat pasangan anda yang punya hobi membaca

sedang membuka-buka buku. Atau anda bisa sekali-kali menyisihkan

waktu untuk sekedar mengantar pasangan anda berbelanja, untuk

menyenangkan hatinya. Atau kalau mungkin anda bisa memadukan hobi

anda yang ternyata sama, dengan demikian anda telah memasang saham

kasih sayang di hati pasangan anda sebagai kesan pertama, karena

kesan pertama akan selalu diingatnya. Kesan pertama begitu menggoda,

selanjutnya terserah anda (kayak iklan saja). Dan anda bisa

menjadikannya sebagai kebiasaan yang istimewa dalam rumah tangga

anda.

Adaptasi lingkungan. Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat

baru sudah pasti akan anda hadapi. Anda harus bisa membawa diri untuk

masuk dalam kebiasaan-kebiasaan (adat) yang ada di dalamnya. Kalau

anda siap menerima kehadiran pasangan anda, berarti pula anda harus

siap menerimanya bersama keluarga dan masyarakat disekitarnya.

Awalnya mungkin anda akan merasa asing, kaku, tapi semuanya akan

terbiasa jika anda mau membuka diri untuk bergaul dengan mereka,

mengikuti adat yang ada, walaupun anda kurang menyukainya. Sehingga

akan terjalin keakraban antara anda dengan keluarga, famili dan

lingkungan masyarakat yang baru. Karena hakekat pernikahan bukan

perkawinan antara anda dan pasangan anda, tetapi, lebih luas lagi

antara keluarga anda dan keluarga pasangan anda, antara desa anda

dengan desa pasangan anda, antara bahasa anda dengan bahasa pasangan

anda, antara kebiasaan (adat) anda dengan kebiasaan pasangan anda.

Dst.

Menanamkan rasa saling percaya. Tidak salah jika suatu saat anda

merasa curiga dan cemburu. Tetapi harus anda ingat, faktor apa yang

membuat anda cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika

anda melakukannya hanya dengan berdasar perasaan. Hal itu boleh saja

untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta, tetapi tidak baik juga kalau

terlalu berlebihan. Sebaiknya anda menanamkan sikap saling percaya,

sehingga anda akan merasa tenang, tidak diperbudak oleh perasaan

sendiri. Yakinkan, bahwa pasangan anda adalah orang terbaik yang anda

kenal, yang sangat anda cintai dan buktikan juga bahwa anda sangat

membutuhkan kehadirannya, kemudian bersikaplah secara terbuka.

Musyawarah. Persoalan-persoalan yang timbul dalam rumah tangga

harus dihadapi secara dewasa. Upayakan dalam memecahkan persoalan

anda mengajak pasangan anda untuk bermusyawarah. Demikian juga dalam

mengatur perencanaan-perencanaan dalam rumah tangga, sekecil apapun

masalah yang anda hadapi, semudah apapun rencana yang anda susun.

Anda bisa memilih waktu-waktu yang tepat untuk saling tukar pikiran,

bisa di saat santai, nonton atau dimana saja sekiranya pasangan anda

sedang dalam keadaan bugar.

Menciptakan suasana Islami. Suasana Islami ini bisa anda bentuk

melalui penataan ruang, gerak, tingkah laku keseharian anda dan lain-

lain. Sholat berjama’ah bersama pasangan anda, ngaji bersama (tidak

perlu setiap waktu, cukup habis maghrib atau shubuh), mendatangi

majlis ta’lim bersama dan memnbuat kegiatan yang Islami dalam rumah

tangga anda. Hal ini akan menambah eratnya ikatan bathin antara anda

dan pasangan anda. Dari sini akan terbentuk suasana Islami, Sakinah,

Mawaddah wa Rahmah. Insya’allah.



source: Mi-list
Read more...