Who links to my website?
Photobucket

Thursday, February 12, 2009

Mempersiapkan Kematian


Mempersiapkan Kematian

Manusia lahir ke dunia dari sebelumnya tidak ada. Namun, setelah
lahir, ia mencintai hidup dan kehidupannya. Lalu ia dihadapkan pada
kenyataan, yakni kematian, batas akhir hidup yang senang atau tidak
senang harus dijalaninya, sebagaimana kelahiran itu sendiri.

Kematian adalah keniscayaan hidup. Dan kematian merupakan pasangan
dari kehidupan. Kegelisahan muncul bila diajukan pertanyaan, kapan
kematian itu datang? Kematian datang pada tiap jiwa bak pencuri,
yang menyelinap masuk lalu keluar menggondol ruh kehidupan dengan
meninggalkan jasad yang tergolek tak berdaya. Kemudian, hidup terasa
terlalu singkat. Banyak pekerjaan dan kewajiban yang belum
terselesaikan.

Oleh karena itu, kematian identik dengan tragedi yang menorehkan
kesedihan bagi yang ditinggalkan. ''Kematian pasti menyambangi tiap
diri yang berjiwa.'' (QS Al-Anbiya: 35). Malaikat maut sangat dingin
mencabut sukma, tak pandang tua atau muda, dan tak ada penundaan
walau sejenak. Apabila ajal manusia menjelang, maka tak ada
penundaan dan percepatan. (QS Yunus: 49 dan QS An-Nahl: 61).

Kematian menjadi rahasia Allah SWT yang misterius agar ia menjadi
lampu kuning bagi manusia supaya tidak ceroboh dalam mengisi hidup
yang sementara ini. Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Aku tinggalkan
bagi kalian dua pemberi peringatan. Yang pertama memberikan
peringatan dengan pembicaraannya. Yang kedua memberikan peringatan
dengan kebisuannya. Yang pertama adalah Alquran dan yang kedua
adalah kematian.''

''Katakanlah, sesungguhnya kematian yang dari situ kalian melarikan
diri, sesungguhnya ia akan menemuimu juga.'' (QS Al-Jumu'ah: 8).
Meskipun demikian, kualitas takut akan kematian berbeda-beda. Ada
yang takut mati karena ketenggelamannya dalam dunia. Tapi, ada pula
yang takut mati karena belum merasa cukup bekal. Takut tipe kedualah
yang patut dipelihara. Kualitas kematian sangat ditentukan oleh
kesadaran (ketakutan) akan kematian itu. Sehingga, ada dua macam
kematian, kematian yang membuat dirinya istirahat dan kematian yang
membuat orang lain istirahat.

Bagi orang beriman, kematian menjadi istirahat panjang di tempat
yang penuh damai. Kematian yang disambut senyuman sang mayat dan
diiringi tangisan dari pelayat. Buat pendurhaka, kematian membuat
semua makhluk beristirahat dari gangguannya. Kematian yang
meledakkan tangis penyesalan sang mayat di liang kuburnya, tapi
sekaligus disyukuri oleh semua manusia. Lalu, manakah macam kematian
yang kita pilih sebagai penghujung catatan akhir hidup kita? ''Dia
yang menjadikan kematian dan kehidupan supaya Dia menguji kalian,
siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.'' (QS Al-Mulk: 2).

source: soulful
Read more...