Who links to my website?
Photobucket

Wednesday, January 07, 2009

-A Legend of a little sparrow-



Kisah Seekor Burung Pipit
Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai
merasakan tubuhnya epanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang
dituduhnya tidak bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan
tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara
yang konon kabarnya, udaranya selalu dingin dan sejuk.Benar, pelan
pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia
semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.

Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel
salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah
karena tubuhnya terbungkus salju.Sampai ke tanah, salju yang
menempel di sayapnya justru bertambah tebal. Si Burung pipit tak
mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat.Dia
merintih menyesali nasibnya. Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau
yang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun si Burung kecewa
mengapa yang datang hanya seekor Kerbau, dia menghardik si Kerbau
agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin
mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.

Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing
tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan
memaki maki si Kerbau. Lagi-lagi Si kerbau tidak bicara, dia maju
satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung.
Seketika itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran
kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa mati tak bisa bernapas.

Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang embeku
pada bulunya pelan pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia
dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung
Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya-
nya.Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing
menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si
burung dan kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan
membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si
burung. Begitu bulunya bersih, Si Burung bernyanyi dan menari
kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik
hati.

Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa
gelap gulita bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit
ditelan oleh si Kucing.

Dari kisah ini, banyak pesan moral yang dapat dipakai sebagai
pelajaran:

1. Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat
kita.
2. Baik dan buruknya penampilan, jangan dipakai sebagai satu satunya
ukuran.
3. Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang kadang
bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula
sebaliknya.
4. Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan
jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan.
5. Waspadalah terhadap Orang yang memberikan janji yang berlebihan.
Read more...