Berproses Meraih Cinta Allah
"Ya Allah, aku sungguh memohon cinta-Mu, cinta orang-orang yang
mencintai-Mu, dan mencintai amal yangdapat menghantarkan aku pada
cinta-Mu." (HR Tirmidzi)
Saudaraku, seharusnya tidak ada yang harus kita impikan dalam hidup selain
meraih cinta dan kasih sayang Allah. Tampaknya, terlalu rendah bila kita
sekadar memimpikan kekayaan, jabatan, popularitas, dan aksesoris duniawi
lainnya. Tidak berarti semua itu tanpa mendapatkan cinta dan kasih sayang
Allah. Dunia hanya sementara, dan kalau tidak hati-hati malah bisa
menjerumuskan.
Hakikatnya, semua yang ada mutlak milik Allah. Maka, alangkah bahagianya
bila kita dicintai oleh Dzat yang pemilik semua itu. Tidak ada lagi yang
harus kita takutkan seandainya Allah sudah mencintai kita. Namun, betapa
nestafanya hidup bila kita jauh dari Allah, atau na'udzubillah bila sampai
dibenci Allah. Inilah kerugian yang tiada bandingannya.
Ada sebuah hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh,
jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril, lalu
berfirman: 'Aku sungguh mencintai si Fulan, cintailah ia!'. Maka ia pun
dicintai penghuni langit. Kemudian ia diterima di bumi. Sebaliknya jika
Allah membenci seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril, lalu
berfirman: 'Aku sungguh membenci si Fulan, bencilah ia!'. Maka, Jibril pun
membencinya dan berseru kepada penduduk langit, 'Sungguh, Allah membenci si
Fulan, maka bencilah ia'. Lalu ia pun dibenci penghuni langit. Kemudian ia
mendapatkan kebencian di bumi" (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
Pertanyaannya, bagaimana cara kita meraih cinta Allah? Jawabannya
sederhana, paksakan untuk selalu melaksanakan amalan-amalan yang disenangi
Allah dan rasul-Nya. Allah mencintai kedermawanan, maka jadilah kita hamba
yang dermawan; tiada hari tanpa bersedekah. Allah mencintai shalat tepat
waktu dan berjamaah, maka jadilah kita hamba yang selalu bersegera
menyambut seruan adzan. Dan banyak lagi.
Tidak mudah memang melaksanakan semua amalan tersebut. Perlu ilmu, proses,
dan kesungguhan. Namun, itulah kewajiban sekaligus tantangan bagi seorang
Muslim.
Ada enam langkah yang dapat kita praktikkan. Pertama, miliki tekad yang
kuat untuk menjadi hamba yang dicintai Allah. Tanpa adanya tekad dan
kemauan yang kuat mustahil kita bisa meraih keutamaan tersebut. Kedua, buat
target. Susunlah amal-amal yang dicintai Allah, lalu targetkan amal mana
saja yang dapat kita lakukan (sesuai kemampuan diri). Usahakan target ini
dibuat tertulis dan terukur.
Ketiga, siapkan sarana pendukung. Misalnya, menyediakan buku-buku
berkualitas dan membangkitkan, memasang kata-kata motivasi di kamar,
bergaul dengan ulama, dan lainnya. Keempat, lawan dan kalahkan rasa malas
saat hendak beramal. Malas adalah kendaraan syetan. Tiada sedikit pun
keberuntungan dengan memperturutkan kemalasan. Kelima, sempurnakan setiap
kali beramal. Jangan setengah-setengah.
Dan keenam, mohonlah kepada Allah agar digolongkan menjadi hamba yang
dicintai-Nya. Ada sebuah doa yang dicontohkan Rasulullah SAW, Ya Allah, aku
sungguh memohon cinta-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan
mencintai amal yang dapat menghantarkan aku pada cinta-Mu". Wallahu a'lam.
( Abdullah Gymnastiar )
Read more...
<< Home