Who links to my website?
Photobucket

Monday, April 03, 2006

Belajar Dari Wajah

Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yangterjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buatsemacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya,wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utamaadalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.

Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajahyang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkanitu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu denganwajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajahirtri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lainsebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kitabelajar ilmu tentang wajah.

Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah.Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yangmenenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yangmenggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apayang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yanghidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam,tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.

Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram,subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketikamemandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relungqolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagihari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhansejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah,Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanyakepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukanyang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yangdianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itubeliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kitamemandang sejuknya pancaran rona wajahnya.

Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorangyang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yangmenenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat.Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali iamembahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kitamenatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksudmeremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanyakejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajahdari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus.Dan ini pun perlu kita pelajari.

Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadibagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidakmenenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.

Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; rautseperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allahyang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya diakurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini punkarunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yangmemilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.

Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggalmeningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi.Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapiyang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kitamembuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yangluar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itumerasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orangyang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama dihadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.

Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajakberbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila caramemandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliaucontohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orangyang diajak bicara.

Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantaraakibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang palingutama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata,berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datangmenghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudahtidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, carabersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.

Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukanmaksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindariyang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkandalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan oranglain!

Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanyabeberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.

Oleh: K.H. Abdullah Gymnastiar
Read more...