Hakikat Doa
Hakikat Doa
KH Abdullah Gymnastiar
''Jangan sampai permintaanmu kepada Allah engkau jadikan alat untuk
mendapatkan pemberian Allah, niscaya akan kurang pengertianmu
(ma'rifatmu) kepada Allah. Namun, hendaknya doa permintaanmu semata-mata
untuk menunjukkan kehambaanmu dan menunaikan kewajiban terhadap
kemuliaan Tuhanmu.'' (Imam Ibnu Atha'illah)
Allah menyuruh kita berdoa, bukan berarti Allah tidak tahu kebutuhan
kita. Allah jauh lebih tahu kebutuhan kita dibanding kita sendiri.
Hakikatnya, permintaan yang kita panjatkan terlalu sedikit dibanding
dengan karunia yang telah Allah berikan pada kita.
Allah juga tidak membutuhkan doa kita. Walau seluruh manusia dan jin
menolak berdoa kepada-Nya, kemuliaan Allah tidak akan berkurang.
Sebaliknya, jika seluruh manusia dan jin memohon kepada Allah,
kemuliaan-Nya pun tidak akan berubah.
Lalu, mengapa Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita berdoa? Ada empat
alasan. Pertama, memperjelas kedudukan kita sebagai hamba dan Allah
sebagai Al Khalik. Memahami hakikat diri sebagai hamba, akan menjadikan
kita rendah hati. Karena itu, seorang pendoa yang baik akan terhindar
dari sikap sombong, malas, dan bergantung selain kepada Allah.
Kedua, doa sebagai sarana dzikir. Allah menyuruh kita berdoa agar kita
ingat kepada-Nya. Dengan mengingat Allah, hati kita akan tenang. Dan
ketenangan adalah kunci kebahagiaan. Allah berfirman dalam QS Ar Ra'd
<13> ayat 28, ''(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenang.''
Ketiga, doa adalah target. Doa hakikatnya adalah tujuan, keinginan, atau
target yang ingin kita raih. Saat kita mengucapkan doa sapu jagat
misalnya, maka itulah target kita: selamat dunia akhirat. Saat kita
berdoa lunas hutang, maka itulah target kita: bebas utang. Tentu target
tidak akan pernah tercapai bila kita tidak mengusahakannya.
Doa adalah pupuk, sedangkan ikhtiar sebagai bibitnya. Tidak mungkin kita
akan panen, bila kita segan menebar bibit. Jadi doa yang baik adalah doa
yang disertai dengan ikhtiar maksimal. Itulah iman dan amal saleh.
Keempat, doa adalah penyemangat. Pada saat seorang hamba berdoa, maka
yakinlah bahwa hamba tersebut memiliki harapan, dan harapan akan
melahirkan semangat.
Saudaraku, semangat itu mahal harganya. Sebab, semangat akan menentukan
sukses tidaknya seseorang. Pertolongan Allah hanya akan mendatangi orang
yang bersemangat; bersungguh-sungguh. Bukankah saat kita
bersungguh-sungguh kepada Allah, maka Allah akan lebih
bersungguh-sungguh lagi kepada kita?
Saudaraku, perbanyaklah berdoa kepada Allah. Doa adalah inti ibadah. Doa
adalah senjata orang beriman. Doa adalah pengubah takdir. Doa pun
menjadi kunci terbukanya pertolongan Allah. Karena itu, yang terpenting
dari doa bukan urusan terkabul tidaknya doa kita. Yang terpenting dari
doa adalah berubah tidaknya diri kita karena doa. Wallaahu a'lam.
<< Home