Who links to my website?
Photobucket

Tuesday, February 20, 2007

Mengenali dan Mengatur Kemarahan

KEMARAHAN dapat terwujud dalam beberapa bentuk, mulai dari kesal, benci sampai memberontak.
Semua itu adalah bentuk ekspresi dari kemarahan -- perilaku yang terlihat oleh mata.
Mereka yang sedang dilanda amarah, bisa jadi akan terus berperilaku buruk atau sebaliknya
kembali normal jika mereka berniat ingin menghilangkan akar kemarahan yang ada dalam dirinya.

Kemarahan adalah emosi yang menakutkan. Ekspresi negatif dari amarah bisa berupa kekerasan
secara verbal maupun fisik, prasangka buruk, bersikap anti sosial, kasar, merasa terasing,
depresi dan penyakit kejiwaan.

Hal-hal tersebut dapat mengganggu kehidupan seseorang karena dapat merusak hubungan antar
individu, menyakiti sesama, mengacaukan pekerjaan, menggelapkan akal sehat, memengaruhi
kesehatan dan yang pasti membuyarkan masa depan.

Tapi sisi positifnya juga ada. Kemarahan dapat memperingatkan kita bahwa suatu masalah sedang
terjadi. Kita jadi termotivasi untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang ada sehingga
kemarahan tidak berlanjut kepada depresi, kecemasan, penggunaan alkohol dan trauma.

Kemarahan pada remaja dapat menular pada orangtua. Remaja sering menghadapi banyak masalah
emosi pada masa perkembangannya. Mereka umumnya berjuang dengan krisis identitas, pemisahan
diri, hubungan dengan teman dan juga tujuan hidup. Hubungan mereka dengan orangtua juga ikut
berubah seiring makin independennya diri mereka.

Hal-hal tersebut di atas dapat memicu perasaan frustrasi dan kebingungan yang berujung
timbulnya kemarahan, baik pada orangtua maupun remaja. Kita dapat membantu remaja
menghilangkan perilaku buruk selama kita juga bersedia berperilaku baik. Sikap yang dibutuhkan
adalah merespons ketimbang saling bereaksi. Kuncinya adalah dengan mengontrol emosi dan
mengekspresikannya secara proaktif, bukan menolak kemarahan itu sendiri.

Langkah pertama dalam mengenali dan mengatur kemarahan adalah dengan melihat ke dalam diri
sendiri.
Tanyakan pada diri kita sendiri dan juga anak remaja beberapa pertanyaan berikut yang dapat
membantu pengenalan pada diri sendiri :
* Darimana datangnya rasa marah?
* Situasi apa yang menyebabkan kemarahan muncul?
* Apakah harapan saya terlalu berlebihan?
* Konflik apa sebenarnya yang sedang saya hadapi sekarang?
* Apakah saya bereaksi untuk menyakiti, mengancam atau menakuti?
* Apakah saya sadar akan tanda-tanda kemarahan (bernapas pendek dan kencang, keringat
berlebih) ?
* Bagaimana sikap saya dalam mengekspresikan kemarahan?
* Kepada siapa amarah saya ditujukan?
* Apakah saya menggunakan kemarahan untuk mengisolasi diri, atau menyakiti orang lain?
* Apakah saya selama ini berkomunikasi dengan baik?
* Apakah saya terlalu berfokus pada apa yang terjadi pada diri saya ketimbang apa yang bisa
saya kerjakan?
* Apakah emosi yang mengontrol diri saya, atau saya yang mengontrol emosi?

Jika terdapat masalah pada remaja Anda, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan
mendengarkan keluhan dan perasaan mereka. Usahakan untuk memandang persoalan mereka dari sudut
pandang Anda ketika masih remaja dulu. Menyalahkan dan mendakwa hanya akan membuat tembok
tebal yang akan mengakhiri segala komunikasi.

Katakan perasaan Anda, tunjukkan kepada mereka kalau Anda begitu memperhatikan dan menyayangi
mereka. Penyelesaian yang baik adalah yang dapat memenangkan kedua belah pihak. Relaksasi atau
meditasi sangat ampuh untuk melatih kemampuan mengatur emosi. Amarah hanyalah suatu perasaan,
sedang bagaimana mengekspresikannya tergantung dari pilihan kita sendiri.


Sumber : (sic)

Read more...