Bagaimanakah Hidup Kita ?

HIDUP KITA CUMA DALAM 3 HARI :
1. Semalam - Sudah menjadi sejarah
2. Hari Ini - Apa yang sedang Kita lakukan
3. Esok - Hari yang belum pasti
Hisablah hari pertama semoga hari yang kedua Kita lebih baik dari hari
yang pertama. Jangan mengharap hari yang ketiga karena mungkin ajal Kita
pada hari yang kedua.
HIDUP KITA CUMA DALAM 2 NAFAS :
1. Nafas Naik
2. Nafas Turun
Hargailah Nafas yang naik karena udara itu adalah pemberian Allah secara
percuma dan carilah keredhaan-Nya dalam menggunakannya.
Bertaubatlah dalam Nafas yang kedua karena mungkin itu nafas yang
terakhir keluar dari tubuh bersama Nyawa Dan Roh untuk meninggalkan
dunia yang fana ini.
HIDUP KITA CUMA ADA 2 PILIHAN :
1. Hidup dalam keredhaan Allah
2. Hidup dalam kemurkaan Allah
HIDUP KITA YANG ABADI CUMA ADA 2 TEMPAT :
1. Kekal didalam neraka
2. Kekal didalam syurga
Ingatlah keadaan neraka itu amat mengerikan sementara syurga itu luar
biasa kelezatan dan kesejahteraan di dalamnya. Oleh sebab itu kita harus
mempunyai keyakinan / Iman ke 6 rukun iman yang ada dan yang tak terduga
oleh fikiran kita untuk mendapatkannya kita harus mengerjakan rukun
ISLAM yang 5 itu dan puncaknya adalah SOLAT
Sulit dipercayai bagi yang ingin ke SYURGA tetapi tidak mengerjakan
sholat, umpama seorang yang mau menaiki pesawat tetapi tidak mempunyai
BOARDING PASS.
Dan mereka yang sengaja melalaikan solat, umpama mengirimkan sepucuk
surat tanpa perangko apabila ditanya bagaimana surat itu akan sampai
pada penerimanya... lalu dia pun berkata perangkonya akan dikirim
kemudian.
Ada 2 penyelesaian dalam masalah ini :
1. Dia mungkin didenda
2. Segala suratnya masuk tong sampah
Oleh sebab itu, tidakkah Kita semestinya bersyukur atas segala hikmat
yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita.
Sekurang-kurangnya Allah SWT telah memberi kita hidup dan udara secara
percuma untuk kita berzikir mengingat Allah SWT disetiap detik hingga
Kita kembali kepada sang Khalik dalam keadaan jiwa yang tenang dan Insya
Allah masuk kedalam syurga dalam keadaan kita redha dan Allah meredhai.
Sumber : Milist
Read more...
<< Home